Jumat, 28 Januari 2011

ARTIKEL TENTANG AIR, DIAMBIL DARI OXYCJDW

Air Dapat Merusak Kesehatan Anda

AIR DAPAT MERUSAK KESEHATAN ANDA

Dr. Henry A schoeder, ilmuwan yang terkenal di bidang Mineral, mengatakan : "Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia yang didapat dalam Air sangat tidak signifikan dibanding dengan mineral yang terdapat dalam makanan"

Jurnal Medis di Amerika mengatakan : "keperluan tubuh akan mineral dalam jumlah besar didapat dari makanan, bukan dari AIR"

"Mineral – mineral yang terdapat dalam air alam adalah non aktif, Air tersebut tidak mengandung enzim-enzim,yang sangat dibutuhkan tubuh yang juga merupakan intisari dari kehidupan". Mineral yang berasal dari buah, sayur dan daging itulah yang di butuhkan oleh tubuh. Dipercaya bahwa air mineral membantu melengkapi unsur-unsur untuk metabolisme dalam tubuh. Tetapi ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa, banyak dari mineral ini adalah dalam suatu bentuk anorganik (mati). Sewaktu mineral ini memasuki peredaran dalam tubuh, mineral ini tidak bisa digunakan dalam proses fisiologis untuk membangun sel tubuh.

Mineral yang terdapat dalam air dikenal sebagai "an-organik"-
Mineral yang terdapat dalam persediaan makanan kita dikenal sebagai "organik"

Mineral di Dalam Air Minum Kita
Anorganik vs. Organik

Ada 120 unsur-unsur anorganik yang menyusun permukaan bumi. Mineral anorganik ini dikenal juga sebagai mineral garam. Ketika mineral anorganik ini dihancurkan/diurai dalam air, maka disebut "total dissolved solid (TDS), total zat padat yang terurai/dihancurkan".

Sepanjang hidup kita, kita telah diajarkan bahwa kita memerlukan mineral di dalam pola makan kita, dan tak seorangpun bisa memperdebatkan hal ini. Namun, banyak yg mempertanyakan komposisi serta sumber yang benar yang betul-betul diperlukan untuk mensuplai tubuh kita dengan mineral-mineral yang penting.

Haruskah mineral-mineral ini organic atau anorganik? Banyak berpendapat air yang kita minum adalah sumber mineral yang baik yang diperlukan oleh tubuh. Benarkah? Haruskah kita bergantung pada air minum kita atau makanan kita untuk menyediakan mineral yang diperlukan tubuh?

Mineral yang terdapat dalam air dikenal sebagai "an-organik"-
Mineral yang terdapat dalam persediaan makanan kita dikenal sebagai "organik"

Barangkali kutipan dan artikel berikut akan sangat membantu menentukan jawaban untuk anda.

Air Mineral vs. Air Murni
Dr.
Allen E. Banik dengan Carlson Wade

Dipercaya bahwa air mineral membantu melengkapi unsur-unsur untuk metabolisme dalam tubuh. Tetapi ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa banyak dari mineral ini adalah dalam suatu bentuk anorganik (mati). Sewaktu mineral ini memasuki peredaran dalam tubuh, mineral ini tidak bisa digunakan dalam proses fisiologis untuk membangun sel tubuh. Mineral anorganik ini hanya akan mengganggu kerja biologis tubuh yang adalah sangat sensitive dan sangat komplex. Mineral ini juga sangat memforsir sistem kerja ginjal. Sebagai contoh, akan (secara biologis) mustahil untuk menyediakan tubuh dengan zat besi jika melalui cara mensuplai "tumpukan zat besi" atau mensuplai dengan bentuk mineral anorganik lainnya. Cara yang terbaik untuk mensuplai tubuh dengan zat besi adalah melalui buah-buahan dan sayur-sayuran yang mentah dan segar. Dengan ini, kita bisa melihat bahwa air mineral dapat dengan mudah mensuplai mineral "mati" atau "anorganik" ke dalam tubuh dimana mineral tersebut tidak dapat dicerna/diurai secara benar oleh tubuh.

Dr. Henry A.Schroeder, ilmuwan yang terkenal di bidang mineral, mengatakan: "Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia yang didapati dalam air sangat tidak signifikan dibanding dengan mineral yang terdapat dalam makanan."

Jurnal Medis di Amerika menyatakan: "Keperluan tubuh akan mineral dalam jumlah besar didapati dari makanan, Bukan dari air minuman". Fakta : Kandungan mineral organic yang terdapat dalam air minum hanya mewakili 1 % dari jumlah seluruh kandungan mineral yang terdapat dalam air. Satu gelas orange jus mengandung lebih banyak mineral yang bermanfaat bagi tubuh daripada 30 galon air minum yang belum diproses.

Fakta Mengejutkan Tentang Air
N.W. Walker, Doctor of Science, etc.

Anorganik vs. Material Organik

"Sekarang izinkan saya memberi pelajaran ilmu kimia.

Ada dua jenis bahan kimia, anorganik dan organic. Bahan kimia anorganik seperti klorin, aluminium dan sodium fluorida sifatnya tak berdaya (tidak aktif), yang artinya tidak dapat diserap oleh jaringan tubuh dan pembuluh darah dalam tubuh.

Kemistri tubuh kita terdiri dari 19 mineral organic, yang semuanya harus berasal dari makhluk hidup atau makhluk yang pernah hidup. Di saat kita makan apel atau buah atau sayur yang lain, buah tersebut adalah hidup. Buah tersebut masih punya umur hidup (bisa bertahan hidup) untuk beberapa saat setelah di petik dari pohon. Prinsip yang sama berlaku untuk makanan yang berasal dari hewan, ikan, susu, keju dan telur.

Mineral organic sangat penting dalam menjaga tubuh kita untuk tetap hidup dan tetap sehat. Jika kita terlantar di suatu pulau dimana tidak ada satupun tumbuhan, maka kita akan mati. Meskipun ada tanah di bawah kaki kita yang mengandung 18 mineral anorganik, tubuh kita tetap tidak akan dapat menyerap mineral tsb. Hanya tumbuh-tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk menyaring mineral anorganik dari tanah. Tidak ada satupun manusia yang dapat menyaring makanan dari mineral-mineral anorganik.”

Air Dapat Merusak Kesehatan Anda
Paul C. Bragg, N.D., Ph. D.

Spesialist bidang Perpanjangan Umur

"Apa yang tidak dapat tubuh manusia manfaatkan atau keluarkan, jadi harus disimpan. Sebagai akibat, mineral garam (mineral anorganik) tersimpan dan dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan pengerasan dari pembuluh nadi, pembentukan batu dalam ginjal, saluran kencing, kandung kemih, sendi-sendi, dan oleh factor etiologi dalam terjadinya pembesaran dari sel adipose (sel lemak)".

Oleh sebab itu, untuk manusia dapat hidup sehat 100 %, tubuh manusia harus bebas dari mineral anorganic ini. Di saat air murni masuk ke dalam tubuh manusia, air tersebut tidak meninggalkan sisa /endapan. Air tersebut bebas dari semua unsur mineral garam. Air tersebut adalah minuman yang paling layak untuk kebersihan internal dan kesehatan.

Dr. T.C. McDaniel, Director of Professional Affairs, The National Foundation for Prevention Of Obesity

Ada
Mineral dan Mineral

"Mineral-mineral yang terdapat dalam air alam adalah non-aktif. Air tersebut tidak mengandung enzim-enzim, yang sangat dibutuhkan tubuh yang juga merupakan intisari dari kehidupan. Alam telah menetapkan untuk memberi kehidupan kepada elemen-elemen mineral ini dengan cara membantu mengembangkan pertumbuhan dan kematangan dari tumbuh-tumbuhan. Dalam masa pertumbuhannya, akar-akar mengumpulkan mineral (anorganik) dari tanah, dan mengubah mineral tersebut menjadi elemen-elemen organic dan menyerap/menyalurkan mineral tersebut ke batang, daun-daun, biji dan bunga serta buah. Adalah hal yang alamiah jika penggunaan dari sayur-sayuran segar/mentah dan jus-jus buah dapat menyediakan sel-sel dan jaringan jaringan tubuh dengan makanan dengan kualitas yang terbaik, dalam bentuk mineral yang kaya akan enzim-enzim dalam ukuran mikro".

REAKSI TUBUH SELAMA DETOKS Food Combining Indonesia : Weblog Komunitas Milis Food Combining di Indonesia

Detoksifikasi - Cara Menghilangkan Racun dalam Darah

Apapun yang kita makan dan minum, khususnya obat farmasi bila sulit diproses, lama kelamaan akan menjadi racun dalam darah. Dampaknya pun cukup hebat, bisa merusak organ penting di dalam tubuh.

MANFAAT DETOKSIFIKASI

Pengusiran racun dalam tubuh tentu saja akan menyehatkan tubuh. Hingga cara ini kerap diterapkan untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit. Penyakit tersebut antara lain : asma, alergi, pilek, flu, bronkitis, asam urat, rematik, kanker stadium dini, insomnia, depresi, stres, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyumbatan pembuluh koroner, penyumbatan pembuluh arteri, obesitas, sariawan, mag, migren, penyakit kulit, serta ketergantungan obat, nikotin, alkohol, dan narkotik.

Namun, para medis sudah siap mengantisipasi hal tersebut. Untuk membuang racun dalam tubuh atau yang dikenal dengan detoksifikasi, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Dari yang sifatnya modern hingga alami. Tujuan dari detoksifikasi adalah untuk mengembalikan fungsi pembuluh darah, sebagai pembawa oksigen dan zat-zat lainnya yang dibutuhkan organ di dalam tubuh, sehingga organ tersebut bisa berfungsi kembali sebagaimana adanya setelah terhambat penyalurannya. Biasanya setelah racun itu dibuang, tubuh akan menjadi lebih segar dan terasa relaks. Bahkan, dalam beberapa kasus penglihatan menjadi lebih terang dan gairah untuk hidup menjadi lebih tinggi

REAKSI TUBUH SELAMA DETOKS

Selain reaksi-reaksi seperti penyakit,selama detoks tubuh akan memberikan reaksi-reaksi lain yang sering mengejutkan bagi pemula. Bentuk reaksi dan kapan munculnya reaksi-reaksi tersebut tidak sama pada setia orang.

Menurut ahli diet dari Northwestern Memorial Hospital Wellness Institute dan pembicara American Dietetic Association Dawn Jackson-Blatner, terdapat beberapa efek dari detoks yang harus diperhatikan. Saat proses detoks, ketika toksin melewati pembuluh darah, maka tubuh akan memberi reaksi sehingga bisa timbul reaksi-reaksi, antara lain:

Gejala sakit kepala, mual, kembung, sembelit, pilek, flu, demam ringan, napas bau, gangguan kulit/gatal-gatal, gangguan emosi, serta kedinginan.Kadang disertai perubahan warna air seni. Warna urine lebih keruh dan berbau tajam. Bagi mereka yang sepanjang hidupnya banyak mengkonsumsi obat-obatan farmasi, bau obat akan ikut keluar bersama urine dan kotoran (feses) Sering buang angin dengan bau sangat menusuk. Muncul keinginan kuat pada makanan, padahal setelah hari ke-3 sebenarnya tubuh sudah tidak merasakan lapar lagi.Keluar banyak kotoran disertai lendir (mukus) yang cukup pekat.

Pada program detoks yang lebih panjang, tubuh akan mengeluarkan kotoran dari lapisan sel yang paling dalam. Bentuk kotoran yang keluar biasanya lebih pekat dan berwarna mulai dari kehijauan hingga kehitaman seperti ter/aspal cair. Program detoks baru dapat di katakan sempurna jika bentuk kotoran yang keluar sudah normal dan tidak ada lagi kotoran yang bentuknya seperti tersebut. ”Reaksi ini sangat individual sifatnya. Pada orang tertenu, reaksi ini boleh jadi tidak muncul atau sudah terjadi pada hari pertama,” ungkap Jackson-Blatner. Tetapi umumnya reaksi di atas baru muncul pada hari ketiga karena hari ketiga tubuh mulai mengambil energi dari lemak setelah hari pertama mengambil glukosa dari otot hari kedua dari lever. Untuk bisa sampai ke otak, lemak harus mengalami tahap perubahan hingga membutuhkan waktu lebih lama.

Kalau reaksi ini muncul, jangan panik. Detoks tidak perlu dihentikan Kurangi saja aktivitas yang menguras energi, hindari juga berpanas-panas di bawah matahari, minum air putih ( Oxy ) atau jus sebanyak-banyaknya, atau segera tidur. Biasanya betul tidak tertahankan, baik juga Anda konsultasi ke dokter.

Ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta, dr. Inayah Budiasti MS SpGK menyarankan agar pelaksanaan detoks sebaiknya secara perlahan untuk memberi tubuh kesempatan beradaptasi. Layaknya orang yang perlu adaptasi ketika menghadapi pola makan, demikian juga yang dilakukan tubuh. "Saat tubuh mengalami pengurangan asupan makanan, maka yang pertama dibuang ialah cairan. Jadi, bukan lemak yang dibuang dari tubuh. Padahal, sebanyak 80 persen tubuh terdiri atas air, ungkapnya. Karena itu, Detoks perlu dilakukan secara bertahap. Beri waktu pada tubuh beradaptasi minimal sekitar dua pekan untuk mendapatkan hasil terbaik,"tandasnya.

CATATAN PENTING

Cara mengkonsumsi minuman/makanan apa pun tidak boleh terburu-buru. Meskipun bentuknya cair, air dan jus buah tetap harus diteguk pelan-pelan dan sedikit-sedikit saja. Jadi, tidak ditenggak cepat-cepat, apalagi sekaligus. Minum atau makan terburu-buru dapat menyebabkan beberapa proses yang harus dilakukan tubuh terhadap makanan, terlewati. Makanan yang tidak terproses dengan baik akan mengalami pembusukan sebelum waktunya. Padahal pembusukan makanan hanya boleh terjadi dalam usus besar menjelang anus. Pembusukan dini biasanya sudah terjadi di usus duabelas jari.

TIP

Sebaiknya tidak mengkonsumsi obat dan suplemen apa pun selama menjalani detoks. Obat dan suplemen bagaimana pun memiliki elemen yang bersifat racun. Sebaiknya tetap berolahraga teratur. Cukup olahraga ringan saja seperti jalan kaki, lompat tali atau lompat-lompat kecil di atas trampolin, yoga, taichi, atau chikung. Olahraga berguna melancarkan sirkulasi darah dan getah bening, dan secara tidak langsung juga melancarkan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh. Boleh melakukan perawatan tubuh seperti pijat, aromaterapi ( O3) dan luluran (body scrub atau penggelontoran kotoran dari permukaan kulit).

Food Combining Indonesia is proudly powered by WordPress 2.0.2 . Theme: Refresh! by Beng Hafner

AIR bebas bakteri dan zat kiamia

AIR merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Bila manusia, hewan, dan tumbuhan kekurangan air, maka akan mati. Pokoknya, pengaruh air sangat luas bagi kehidupan, khususnya air untuk makan dan minum. Orang akan dehidrasi atau terserang penyakit bila kekurangan cairan dalam tubuhnya. Persoalannya, saat ini kualitas air minum di kota-kota besar di Indonesia masih memprihatinkan.

Kepadatan penduduk, tata ruang yang salah dan tingginya eksploitasi sumber daya air sangat berpengaruh pada kualitas air. Pendapat itu diungkapkan dua ahli air bersih dan limbah cair Arie Herlambang dan Nusa Idaman Said dari Pusat Pengajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan BPPT kepada Media baru-baru ini. Nusa Idaman Said menjelaskan pemerintah telah mengeluarkan Kepmenkes No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. ''Syarat air minum sesuai Permenkes itu harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya,'' kata Arie.

Parameter kualitas air minum yang berhubungan langsung dengan kesehatan sesuai Permenkes tersebut adalah berhubungan dengan mikrobiologi, seperti bakteri E.Coli dan total koliform. Yang berhubungan dengan kimia organik berupa arsenik, flourida, kromium, kadmium, nitrit, sianida dan selenium.

Sedangkan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi berupa aluminium, besi, khlorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, sisa khlor dan amonia.

Pencemaran air di kawasan kota-kota besar di Indonesia, lanjut Arie, sangat besar. Berdasarkan data statistik BPS (Badan Pusat Statistik) DKI Jakarta 1998 sekitar 50% rumah tangga menggunakan air ledeng (PDAM), air tanah dengan menggunakan pompa sebesar

42,67%, sumur gali 3,16% dan lainnya 0,63%. ''Permasalahan mulai muncul pada produk kualitas air minum.

Kualitas air sungai dan air tanah kurang memenuhi syarat. Banyak orang buang sampah, kotoran maupun limbah ke sungai. Bahkan, ada cara lain membuang limbah berbahaya dengan menanam di kedalaman beberapa meter,'' kata Arie. Lebih lanjut, ia menjelaskan sumber air bersih di Jakarta berasal dari Sungai Citarum (80%), Cisadane (15%) dan sisanya Ciliwung.

Sungai-sungai tersebut melintasi berbagai pedesaan, permukiman, industri, dan transportasi yang cukup padat. Namun, kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih rendah, sehingga sungai salah satu sumber daya alam rentan tercemar. Di daerah pedesaan pun masyarakat mengalami krisis air layak untuk minum.

Penggunaan pestisida berlebihan mencemari air di persawahan yang kemudian mengalir ke sungai dan dimanfaatkan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit masyarakat desa pun mencuci dengan deterjen di pinggir kali. Demikian juga masyarakat pesisir kesulitan mencari air tawar. Akibatnya, mereka menggunakan air laut dengan kadar garam tinggi. ''Sementara itu, teknologi pengolahan air minum yang digunakan PDAM masih tertinggal. Dalam mengolah air baku menjadi air layak minum teknologi yang digunakan PDAM hanya menghilangkan bakteri E. Coli dan besi. Sedangkan kandungan karsinogen tidak pernah dilakukan,'' ujar Arie. Apa yang dikatakan Arie dibenarkan oleh Nusa yang menyelesaikan program master di bidang Enviromental and Sanitary Enggineering di Universitas Kyoto Jepang. Ia melihat pengelolaan air baku air minum di PDAM masih menyisakan zat karsinogen.

''Karena banyaknya zat organik dan non organik di dalam air baku, maka PDAM akan memberikan khlor ke dalam air sebagai disinfektan. Jumlah yang diberikan cukup banyak karena disesuaikan dengan jumlah zat organik yang terkandung di air.'' Dosis khlor cukup besar itu, lanjut Nusa, bisa bereaksi dengan senyawa lain menjadi khloroform, khlorofenol, dan sebagainya.

Fungsi air khususnya air yang kita minum begitu penting bagi kelangsungan hidup manusia.Tanpa makanan manusia bisa bertahan 4 minggu tetapi tanpa air hanya 5 hari. Kekurangan air berakibat pada timbulnya banyak penyakit. Misalnya saja tekanan darah tinggi, penyakit Jantung,Varises,Wasir.dll.

Didalam air bersih telah melalui proses filtrasi yang rumit sehingga menghasilkan air murni yang menyehatkan, Tetapi gas – gas buang kendaraan maupun industri, pestisida, zat kimia berbahaya saat ini begitu banyak mengotori sumber – sumber air. Sehingga nyaris sulit ditemukan air murni yang laik minum lagi. Kita selalu berfikir bahwa Mata air dipegunungan pasti lebih bersih, dahulu kala itu benar, tetapi zaman sekarang sudah hampir sulit ditemukan air alam yang benar-benar bersih.

Bom percobaan nuklir, zat-zat kimia mengotori udara. Saat turun hujan dan meresap kebumi, sebagian kecil akan terurai tetapi residu yang tersisa akan mengotori sumber- sumber air bahkan dipegunagan sekalipun.

Kemurnian Air diukur dengan TDS ( Total Disolves Solid) dengan besaran Part Per Million ( P.P.M.). Air dengan kandungan partikel – partikel tinggi memiliki p.p.m. tinggi

WHO mensyaratkan bahwa air layak minum harus memiliki TDS dibawah 40 ppm.Kita akan sangat terkejut mengetes air minum kita yang berasal dari air PAM dan sumur yang dimasak bahkan ditemukan merk- merk air kemasan yang memiliki TDS diatas 40 ppm. Apabila kita mengetes air menggunakan alat elextrolisa yang meniru proses pemisahan air dan endapan dalam tubuh manusia, kita akan lebih terkejut lagi endapan kasat mata yang terjadi dalam gelas percobaan.Percobaan pemisahan air dan endapan terjadi di ginjal, maka bisa kita mengerti mengapa begitu banyak penderita gagal ginjal saat ini.

Hasil pengujian air dengan menggunakan elextrolyzer
yang meniru proses pemisahan air dalam tubuh manusia


Selama ini PDAM tidak pernah menganalisa senyawa-senyawa baru akibat pemberian khlor secara berlebihan itu. Padahal, efeknya bisa memunculkan radikal bebas. ''Jadi, munculnya penyakit-penyakit itu sebetulnya disebabkan oleh buruknya kualitas air minum,'' kata Nusa.Bahkan, lanjutnya, unsur besi, deterjen, dan polutan lainnya masih dijumpai pada air meskipun penampakannya bening dan bersih.

Arie menambahkan kontaminasi air minum yang dipasok untuk keperluan masyarakat umum dapat terjadi akibat limbah industri, limbah domestik, limbah bahan berbahaya dan beracun, korosi dari pemipaan dan juga akibat hasil samping dari proses disinfeksi dengan senyawa khlor. ''Proses kontaminasi dapat terjadi mulai dari sumber air baku, selama proses pengolahan ataupun pada pipa distribusinya.''

Oleh sebab itu, lanjut Arie, penduduk Indonesia sampai sekarang pun masih sulit terbebas dari penyakit diare, kolera, disentri hingga tifus. Sebab, penyakit tersebut berhubungan dengan air (waterborne deseases).'' Nusa melihat hubungan antara kualitas kesehatan masyarakat dengan air bersih yang dikonsumsi saling terkait.

Selain diare, tifus, kolera maupun disentri, penyakit lain yang banyak dijumpai adalah hepatitis A dan poliomelistis anterior akut. Kedua peneliti ini menekankan pentingnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya zat kimia di dalam air minum. ''Banyak dijumpai masyarakat mengalami keracunan air minum karena adanya senyawa kimia dalam air minum melebihi ambang batas konsentrasi yang diizinkan,'' kata Arie. Sebetulnya senyawa kimia ini bisa secara alamiah maupun akibat kegiatan manusia mencemari air minum.

Beberapa zat kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia adalah logam berat, pestisida, senyawa polutan hidrokarbon, zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya.

Sebagai contoh adalah nitrat yang biasa ditemukan dalam kegiatan pertanian. Pencemaran nitrat disebabkan air limbah pertanian mengandung senyawa nitrat akibat penggunaan pupuk nitrogen (urea). Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah besar menyebabkan methaemoglobinameia. Penyakit ini adalah kondisi haemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin, sehingga darah kekurangan oksigen. Flourida (F) adalah senyawa kimia yang alami pada air di berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi kecil sekitar 1,5 mg/l akan bermanfaat pada kesehatan gigi. Apabila konsentrasi tinggi (lebih dari 2 mg/l) menyebabkan kerusakan gigi (gigi bercak-bercak). ''Bila lebih besar lagi 3-6 mg/l menyebabkan kerusakan pada tulang.

Dosis flourida di dalam air minum maksimal 0,8 mg/l.'' Unsur berbahaya lainnya adalah air raksa (merkurium, Hg) adalah logam berat berunsur racun terhadap tubuh. Limbah merkurium akibat industri pernah menimbulkan korban jiwa pada kasus Minamata Jepang, 1950. Air minum pun tidak boleh tercemar kadmium (Cd). Air minum biasanya mengandung Cd dengan konsentrasi 1 ug atau kadang-kadang mencapai 5 ug. WHO telah mengeluarkan rekomendasi kadar air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemerintah No 20/1990 kadar maksimum Cd dalam air minum sebesar 0,005 mg/l. Zat racun lainnya dalam Selenium yang biasa ditemukan di daerah seleniferous (tadah hujan).

Di daerah semacam itu kandungan selenium dalam air tanah (sumur) ataupun permukaan bisa tinggi. WHO menetapkan kadar selenium pada air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan

Peraturan Pemerintah No 20/1990 merekomendasikan kadar selenium yang diperbolehkan 0,01 mg/l. (Nda/V-1) Sumber: Media Indonesia Online (22/3/05)



***FAKTA TENTANG KLORIN (CHLORINE)***

KLORIN

Penggunaan Klorin oleh industri pulp dan paper adalah manifestasi dari kurangnya perhatian industriawan turut berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan, pembangunan yang berwawasan lingkungan. Terlalu banyak hal yang harus dikorbankan. Lihat saja kasus Indah Kiat di Riau, dan kasus Indorayon di Sumut yang belakangan ini banyak membuat gegar Nasional di tahun 1993. Semuanya sangat meresahkan masyarakat, karena merusak hajat hidup orang banyak. Beberapa pernyataan dari pemerintah maupun industriawan tentang klorin, bagi kami adalah sesuatu yang menyesatkan bagi kelangsungan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Oleh sebab itu, agar tidak terjadi pemahaman yang salah tentang klorin, maka kami mencoba menginformasikan beberapa hal yang kami fahami berdasarkan informasi yang pernah kami peroleh dari beberapa sumber.

SEJARAH KLORIN

Lebih satu abad, klorin digunakan untuk memutihkan kertas, karena kertas yang diproduksi secara alami (tanpa penggunaan unsur kimia hasil rekayasa manusia) berwarna coklat muda. Umumnya pabrik pulp dan kertas membuang limbah klorin ke air dan membuat banyak senyawa berbahaya, misalnya dioxin (senyawa kimia berbahaya yang termasuk dalam kelompok organoklorin). Begitu berbahayanya klorin bagi lingkungan hidup, sehingga membuat kelompok- kelompok masyarakat di dunia maju melakukan tekanan dan protes keras untuk pabrik yang menggunakan klorin. Di kebanyakan dunia maju, pemerintahnya sedang dan sudah membuat undang-undang untuk membatalkan penggunaan klorin dan akibat darinya.

Di Swedia, negara negara lain di Skandanavia, Kanada, dan Jerman, saat ini sudah diberlakukan undang-undang sekaligus law enforcement (penegakan hukum lingkungan) untuk pabrik pulp dan kertas. Dapat dipastikan, sudah banyak perusahaan di negara tersebut menjadi industri yang bebas klorin (chlorine free), karena lebih sesuai dengan pasar, lebih efektip sebagai strategi jangka panjang, dan dengan sendirinya menjadi lebih ekonomis. Apalagi masyarakatnya dengan mudah dapat mengidentifikasi dan mengenal bahaya yang disebabkan oleh klorin.

Dulu, klorin digunakan sebagai gas beracun pada Perang Dunia I oleh Jerman (masa Hitler).

CIRI-CIRI KLORIN

Sebenarnya klor adalah elemen kimia (Cl) biasa di cakrawala, tapi gas klorin (Cl2) adalah hasil penemuan dan rekayasa dari peradaban manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna hijau-kuning dan dalam bentuk cairan berwarna kuning sawo . Klorin lebih berat dari udara. Klorin dibuat dari proses elektrolisa air asin dan di simpan dalam bentuk cair atau gas di bawah tekanan tertentu. Sehingga klorin merupakan bahan kimia dengan ciri ciri yang sangat reaktif dan bisa bereaksi dengan senyawa lain. Secara kimia,

klorin mempunyai nama dan ciri-ciri : SINOMIN : klorin molekul (molecularchlorine), klorin cair ( liquid chlorine ) KELUARGA KIMIA : halogen FORMULA MOLEKUL : Cl2 BERAT MOLEKUL : 70.90 KEPADATAN GAS DI UDARA : 2.47 (udara = 1) TEKANAN GAS : 4,800 mm Hg di 20 C. STRUKTUR KIMIA : CI-CI RUPA DAN BAU : gas hijau-kuning, bau tajam, menggangu mata dan mengakibatkan mata berair bila terjadi kontak di udara MUDAH TERBAKAR : non-flammable (tidak mudah terbakar) tetapi menyokong pembakaran; terkenal dapat mengakibatkan risiko bakar yang serius.

PENGGUNAAN KLORIN

Klorin adalah unsur kimia ketujuh tertinggi yang diproduksi di dunia. Digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas, pulp, dan tekstil. untuk manufaktur pestisida dan herbisida, misalnya DDT, Digunakan untuk alat pendingin, obat farmasi, vinyl (pipa PVC), plastik , bahan pembersih, dan untuk perawatan air dan air limbah. Supaya bisa dipakai, klorin sering dikombinasikan dengan senyawa organik (bahan kimia yang mempunyai unsur karbon) yang biasanya menghasilkan organoklorin. Organoklorin itu sendiri adalah senyawa kimia yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan karena dapat terakumulasi dan persisten di dalam tubuh makhluk hidup.

PENGGUNAAN KLORIN PADA PRODUKSI PULP

Di dalam industri pulp, kertas dan tekstil, klorin mempunyai dua kegunaan : pertama, untuk bahan pemutih dan penghalus pulp, dan kedua, untuk mendrop oksigen pada senyawa sulfur yang berada di liquor hitam (black liquor). Dalam proses produksi pulp dan kertas, klorin banyak digunakan, karena dalam proses pemutihan (bleaching), klorin dipakai di dalam tingkat terawal pada stage I yang disebut juga klorin dan klorin dioksid stage atau klorinisasi, serta stage terahkir (stage IV) yang disebut juga klorin dioksid stage . Dari prosess produksi industri tersebut, klorin dan bahan lainnya keluar dalam bentuk limbah cair dan padat. Sementara bau yang keluar dari semua industri pulp dan kertas adalah akibat dari proses pemasakan chips kayu dengan kimia sodium/natrium hidrosida (NaOH) dan sodium/natrium sulfida (Na2S). Sulfida dari unsur Na2S dapat bereaksi langsung dengan klorin. Selain itu, gas klorin dapat bereaksi keras dengan bahan yang mudah terbakar maupun bahan kimia lain, termasuk karbon, dan logam, sehingga dapat menimbulkan ledakan. Begitu juga bila bereaksi dengan gas-gas hydrokarbon (metan, asetilen, etan), baik dalam bentuk cair maupun gas, terhadap senyawa nitrogen dan senyawa yang non-logam seperti phospor, boron dan silikon.

TOKSIN (RACUN) PADA GAS DAN CAIRAN KLORIN

Klorin, baik berbentuk gas atau cairan dinilai mengandung "racun yang tinggi", dan diklasifikasikan sebagai bahan kimia yang mampu mengakibatkan kematian atau cacat permanent (tetap) dari penggunaan yang normal (setiap hari pada industri) sekalipun".

EPA di A.S (Agency Proteksi Lingkungan Hidup Amerika) menyatakan bahwa klorin masuk kelompok kimia yang "punya potensi untuk mengakibatkan kematian pada penduduk yang tak memiliki alat perlindungan (unprotected populations) sesudah terjadi kebocoran dalam waktu relatif singkat" (Citizen Enviromental Coalition). Pendapat yang hampir sama "klorin adalah salah satu kimia yang menjadikan manusia tidak punya kemampuan apapun karena beracun" (Sax, 1984). Klorin merupakan bahan kimia yang terklasifikasi sebagai "Extremely Hazardous Substances (EHS), atau bahan yang berbahaya sekali, yang mengandung amonia, hydrogen fluorida dan hydrogen klorida. Campuran gas atau cairan klorin dengan air, baik air hujan maupun udara lembab,akan memproduksikan asam hydroklorik dan hypoklorous yang berbahaya kepada manusia, ternak, dan vegetasi.
BAHAYA KLORIN TERHADAP MANUSIA

Seperti yang dimaksud di atas,klorin "sangat berbahaya bagi kesehatan manusia". Klorin, baik dalam bentuk gas maupun cair mampu mengakibatkan luka yang permanen, terutama kematian. Pada umumnya luka permanen terjadi disebabkan oleh asap gas klorin. Klorin sangat potensial untuk terjadinya penyakit di kerongkongan, hidung dan trakt respiratory (saluran kerongkongan didekat paru-paru). Akibat-akibat akut untuk jangka pendek :

  1. Pengaruh 250 ppm selama 30 menit kemungkinan besar berakibat fatal bagi orang dewasa.
  2. Terjadi irritasi tinggi waktu gas itu dihirup dan dapat menyebabkan kulit dan mata terbakar

3. Jika berpadu dengan udara lembab, asam hydroklorik dan hypoklorus "dapat mengakibatkan peradangan jaringan tubuh yang terkena. Pengaruh s/d 21 ppm selama 30 s/d 60 menit menyababkan penyakit pada paru - paru seperti pnumonitis, sesak nafas, emphisema dan bronkitis."


B. Akibat-akibat yang kronis/sublethal untuk jangka panjang : Untuk jangka panjang dari pengaruh gas klorine, ada kemungkinan "menjadi tua sebelum waktunya, menimbulkan masalah dengan cabang tenggorok, pengkaratan pada gigi dan besar kecenderungan munculnya penyakit paru-paru seperti tbc dan emphisema." (Chlorine Institute, 1980).

INDIKASI GANGGUAN BILA TERKONTAMINASI KLORIN

0,2 ppm: hidung terasa gatal 1,0 ppm: krongkongan gatal atau rasa kering, batuk, susah nafas 1,3 ppm (untuk 30 menit): sesak nafas berat dan kepala sangat pening 5 ppm : peradangan hidung, pengkaratan gigi dan sesak nafas. 10,0 ppm: trakt respiratori (?) menjadi sangat diganggu 15-20 ppm: batuk lebih keras, terasa tercekik, sesak di dada 30 ppm: berbahaya untuk kehidupan selanjutnya atau untuk sehat seperti batuk hebat, tercekik, sesak nafas dan muntah-muntah 250 ppm: kemungkinan besar fatal (orang mati), 1000 ppm: pasti mati

Sumber : Departemen Kehutanan dan Badan Koordinasi Penaman Modal (data olahan : Data Consult)

Hidrogen piroksida (H2O2) = pemutih minyak goreng